Pages

Minggu, 03 Juli 2011

Pesona Pasar Tungging

Pasar Tungging, begitu orang-orang menyebutnya. Secara ekplisit memang lucu kedengarannya. Memang tidak salah kenapa disebutr Pasar Tungging, karena para pembeli memang banyak yang jongkok atau dalam bahasa banjarnya nungging maksudnya penjual sambil memilih barang sambil jongkok karena barang yang dijual ada dibawah beralaskan semacam matras atau terpal sehingga memaksa pembeli untuk ‘nungging’ sambil memilih barang yang akan dibeli.
Suasana Pasar Tungging Belitung
Penyebutan pasar tungging tidak hanya di satu tempat saja, umumnya di Banjarmasin banyak sekali pasar dadakan seminggu sekali di kelurahan-kelurahan. Biasanya pasar yang digelar sehabis magrib sampai pukul 10 malam banyak tersebut hadir di sepanjang jalan yang cukup strategis atau ramai. Cukup banyak pasar dadakan yang ada di Banjarmasin dan sekitarnya yang ada saban satu minggu sekali. Pasar dadakan ini oleh orang banjar disebut pasar tungging, yah karena pembelinya banyak yang ‘nungging’. Untuk pasar tungging level kecil yang hadir di sekitar komplek atau perumahan penduduk ini banyak menjual barang-barang kebutuhan pokok, jajanan, pakaian, serta jasa odong-odong. Pokoknya cukup lengkap lah, menolong banget buat yang lagi pengen sesuatu tapi males kemana-man bisa ke pasar tungging level kecil, saya sebut level kecil karena cuma ada seminggu sekali.
Di Banjarmasin ada salah satu pasar tungging yang paling terkenal, apalagi buat kantong pas-pasan tapi pengen gaya pasar tungging hadir memberi solusi. Pasar Tungging yang paling besar dan dikelola oleh Pemko Banjarmasin ini hidup setiap hari, paling ramai menjelang senja sampai malam jam 12 malam. Pasar Tungging yang terletak di Jl. Belitung ini awalnya adalh pedagang yang berjualan di sepanjang jalan Belitung, karena membuat macet akhirnya pemko merelokasi pedagang ke tempat baru yang lebih besar dan tidak lagi dijalan.anehnya pasar ini walaupun tidak lagi 'nungging' tapi masih disebut Pasar Tungging.
Baju-baju yang lagi trend cukup lengkap disini
Diatas sudah disinggung pasar ini paling pas buat yang kantong cekak tapi pengen gahol, memang bener sekali. Pasar ini menjadi favorit belanja pakaian karena harga yang ditawarkan relatif miring jadi pintar-pintar menawar aja pasti dapat harga miring. Selain harganya yang murah pasar khusu menjual beraneka pakaian ini juga cukup update ga kalah sama koleksi distro. 
Jadi kalo ke Banjarmasin rasanya kuarang lengkap tanpa mengunjungi Pasar Tungging di Belitung ini.. Dipasar ini akan banyak kita temukan pengalaman baru yang mungkin tak biasa kita temukan di sebuah pasar biasa atau supermarket pada umumnya. Pemandangan khas membeli dengan posisi jongkok, keceriaan anak-anak bermain odong-odong, tawar menawar khas wanita dengan penjual baju, dan lainnya.
asyik pilih sepatu

Workshop dan Pelatihan Jurnalis Lingkungan Bersama Pena Hijau

Salam Hijau………
Setelah penat mengikuti final kuliah, emang enaknya refresing gitu. Akhirnya saya bersama temen-temen tercinta  Firman, Maya, dan Rizal mempunyai kegiatan bermutu dan berwawasan lingkungan. Apalagi kalau bukan acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Pena Hijau Kalimnantan Selatan. Berhubung saya saat ini sedang aktif-aktifnya bergabung di organisasi Lembaga Pers Mahasiswa INTR-O, jadi kami mendapat keistimewaan menghadiri undangan dari komunitas Pena Hijau tersebut. Itung-itung nambah pengetahuan tentang jurnalis dan menambah link di dunia jurnalistik.
Memang dunia jurnalistik adalah dunia yang sudah saya minati semenjak SMA, rasanya keren lihat wartawan kok keliahatannya smart dan percaya diri. Beruntuntg setelah menjadi mahasiswa saya bisa bergabung di LPM INTR-O yang tercinta, semoga INTR-O semakin jaya dan iklannya banyak (amin).
Seperti biasa saya sudah pasti nongkrong di sekre INTR-O, dan tiba-tiba ada bapak-bapak ganteng dan lucu si firman malah bilang bapaknya mirip tokoh Mr. Bean, wkwkwk terkekeh saya mendengarnya. (peace ya pak Fauzi hehe).
"maaf permisi adek, ini benar sekrenya INTR-O," kata bapaknya dengan ramah. saya yang saat itu sedang makan pentol kuah yang akhir-akhir suka nongkrong di depan sekre kami, langsung saya telen pentolnya bulat-bulat. waduh pentolnya nyangkut ga bisa nafas say ngik...ngikk(halah lebay :D )
"bener pak, ini sekre kami" sambut maya langsung jaga image, saya ga bisa jawab soalnya penuh ni pentol di mulut.
"ini, bapak dari pena hijau datang kemari untuk memastikan siapa aja yang akan datang ke workshop besok" terang bapaknya, yang bernama Pak Fauzi dari RRI Banjarmasin. ternyata kedatangannya cuma memastikan siapa yang ikut, karena umtuk kepentingan sertifikat. dan yang membuat kami langsung akrab, ternyata pak fauzi adalah jebolan FISIP juga temapt dimana kami kuliah saat ini.
"Bapak membutuhkan 4 orang jadi pastikan siapa-siapa yang ikut karena dapat sertifikat," kata bapaknya panjang lebar.
Akhirnya saya, Rizal, Maya, Firman lah yang akhirnya mewakili INTR-O, karena pertimbangan yang lain tidak ada waktu, akhirnya kami ini yang berangkat.
Nyesal sekali temen-temen yang tidak bisa ikut karena workshop yang diselenggarakan Komunitas Pena Hijau, disini kami banyak sekali mendapatkan ilmu di bidang media massa mulai dari cetak, radio, tv dan online. Pokoknya menyenangkan sekali, kami juga banyak bertemu wartawan-wartawan hebat tahan banting, sehingga kami bisa saling share kepada abang-abang dan kakak-kakak yang sudah senior di dunia jurnalistik. Sebagai orang baru di dunia jurnalistik tentu  ini adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Pena Hijau sadar bahwa mahasiswa sebagai generasi muda yang tangkas dan sebagai pondasi masyarakat, sehingga peran mahasiswa terutama kami dari lembaga Pers Mahasiswa mempunyai kans besar sebagi pendorong cinta lingkungan dan diharapkan juga memotivasi teman-teman mahasiswa lain.
Workshop yang diadakan selama tiga hari di gedung Abdi Persada Banjarmasin muali tanggal 24 Juni-26 Juni 2011 membahas bagaimana menjadi jurnalis lingkungan yang handal. Acara yang diketuai oleh Denny ini  Banyak sekali menghadirkan keynote speak yang seperti dari Ir Illyas Assad, MP dari kementrian Lingkunagan Hidup, Hasnur Group, adaro, sampai ketua PWI Kalimantan Selatan dll. Semua narasumber menyampaikan makalah sesuai bidangnya masing-masing dan kemudian ada sesi diskusi. Namanya juga wartawan sesi ini tentu tak akan disia-siakan oleh mereka. Pertanyaan pun digolontorkan mulai dr kritik sampai tanggapan. Tak serius melulu, mc dalam workshop ini sangat pandai menghibur peserta sehingga banyolan-banyolan ringan disela seminar mengundang senyum di awak media. Dan tentu yang paling ditunggu dan paling seru kami ikut Field Trip ke pendulangan intan Cempaka, Banjarbaru. Disini kami mendapat pelajaran langsung teknik liputan lapangan. Dan inilah rangkaian acara Workshop dan Pelatihan Jurnalis Lingkungan.

hari pertama: mejeng dulu sebelum masuk
pamer dapat tas baru, Rijal (tengah) girang setengah mati dapat tas pena hijau. "asyik dapat tas baru wak ai" katanya
susana workshop jurnalis lingkungan hijau, pemilik Hasnur Group sedang memaparkan makalahnya
baru turun dari mobil udah dibrondong penjual batu-batu akik
suasana pendulangan intan cempaka Banjarbaru, Pak Fauzi (RRI Banjarmasin) sampai tutup kepala karena panasnya sengatan matahari
foto bareng Komunitas Pena Hijau
merasakan gimana susahnya cari intan, oh intan dimana kau berada......
setelah kenyang makan siang sepulang liputan pendulangan intan, jangan lupa, action.....krekkkkkk.......jepret.....
habis lelah liputan, rombongan makan bareng di Bakso Subur Group banjarbaru, yam yam bonapeti.....