Pages

Selasa, 17 Mei 2011

Membeli Komik Conan

Rabu malam ini ga tau kenapa aku ingin sekali ke toko buku, bukan apa-apa lama sudah aku ini ga ke toko buku. Mungkin terakhir kali aku ke toko buku kayaknya bulan Maret yang lalu weleh lama bener ya. langsung deh malam ini dengan niat semangat 45 aku tanjap gas menuju toko buku Gramedia di kawasan Jl. Veteran Banjarmasin. Niat awalnya sih mau beli komik favoritku dan satu-satunya komik yang aku ikuti dengan seksama karena aku belum bisa baca komik merk lain, what merk yan bener atuh ini mah Komix obat batuk bukan bacaan hehehe. Cerita detektif memang sangat aku sukai sejak jaman seragam putih biru dulu. di perpustakan sekolah novel berbau misteri sudah aku pinjem semua kayaknya. sampai-sampai dapat penghargaan peminjam terbanyak of the year di Perpustakaan SMP dulu. saying perpustakaan ku dulu ga ada menyediakan komik makannya kalau mau baca komik ya beli sendiri. tapi karena aku tinggal di pedalaman desa antah berantah mana ada yang namanya toko buku yang ad amah orang jualan majalah bekas bangsa majalah Liberty, Kartini, Aneka yess, sama teka-teki silang dan tak ketinggalan buku fenomenal zaman itu. yap apalagi kalu bukan cergam Petruk yang aduhai noraknya tapi dulu aku baca juga hihi. Nah berhubung aku sekatrang kos di Kota Banjarmasin sedikit demi sedikit bisa beli buku berkualitas walaupun jarang karena apalagi kalau ga kanker, ga tau ni penyakit kok suka nyerang anak kos kayak akugini, nasib……
Di toko buku setelah baca-baca buku yang telanjang  ga dibungkus, rumayan baca gratisan. walaupun suka di perhatiin sama pegawainya, jkan jadi ga nyaman hehe. setelah memilah dan memilih mana yang bakal aku beli langsung deh aku comot komik conan edisi 59 karena perasaan aku belum punya ini. yah tanpa piker panjang langsung dah aku bayar kekasirnya.
Tak taunya, sampai dirumah aku baru sadar kok sama yah sama yang ku beli dulu, walah-walah. kenapa tadi aku ga ngambil yang nomer 60 aja aduh nyesek n nyesel beli tapi ga di baca. gini ni penyakit aku yang pelupa gini hehe.

Yang satunya masih dalam plastik, belum dibuka siapa mau beli hehehe

Minggu, 08 Mei 2011

Macetnya Banjarmasin (Next Jakarta)

Bicara kemacetan, siapa sih yang suka terjebak di tengah kemacetan. apalagi suasana panas yang sangat terik ditambah asap racun kendaraan, lengkaplah derita orang yang berkejibu ditengah kemacetan. Siapa coba yang tidak stres dan tidak kesal dengan kemacetan selain bikin penyakit (penyakit hati salah satunya karena orang bisa mengeluarkan kata-kata kotor dan sumpah serapah) dan juga waktu yang terbuang sia-sia tentu juga suka dibikin buat alasan orang-orang yang telat (yang ini dampak positifnya kali :D ). Well, biasanya ya kemacetan itu paling identik dengan ibu kota negara kita Jakarta. Tapi jangan salah virus ini malah mulai nampak di kota-kota besar salah satunya ya Banjarmasin. Banjarmasin hari ini di mana tingkat perekonomian masyarakat yang semakin membaik tentu berdampak lain dimana pertumbuhan mobil dan motor semakin melonjak naik. Kalau ditilik dari kacamata pengamat ekonomi ni tentu menggembirakan ditinjau dari tingkat perekonomian masyarakat. Tapi lihatlah, dibalik ekonomi yang meningkat mengakibatkan pertumbuhan akomodasi tranportasi yang pesat namun ruas-ruas jalan malah semakin sempit dan banyaknya parkir sembarangan biasanya mobil yang parkir di depan pertokoan menambah biang kemacetan. Pemerintah daerah kurang sigap dengan situasi ini dimana ruas jalaan tetap saja tidak ada perkembangan.
Seperti kita ketahuai Banjarmasin jalannya sempit-sempit dan yang terlihat lapang mungkin hanya di Jalan A. Yani mulai dari Km 3 dan Jalan Lambung Mangkurat. Mungkin jika situasi ini terus dibiarkan seperti ini mungkin tahun-tahun mendatang Banjarmasin akan menjadi next Jakarta. Dimana kemacetan sudah menjadi makanan wajib.
Kemacetan Banjarmasin memang belum terlalu parah seperti di Jakarta tapi hal ini tentu menjengkelkan. termasuk gue paling jengkel juga selain terlambat sampai ujuan dan juga paling ga nahan sama panasnya. banyak sekali memang apa saja penyebab kemacetan di Banjarmasin yang kian hari kian parah. selain memang juamlah kendaraan yang tidak sesuai denagn ruas jalan yang ada juga kuarang tertibnya masyarakat dalam berkendaraan bisa jadi kemacetan menjadi kian parah. kalau mau bukti lihat saja di lampu merah Sultan Adam atau Cemara, kemacetan disini sudah tidak bisa terelakkan diman kesadaran masyatrakat yang kurang juga ruas jalan yang sempit diperparah dengan truk-truk besar yang sering melintas di jalur ini. makannya gw paling males lewat jalur ini.
Jalan S. Parman akhir-akhir ini juga makin parah macetnya apalagi kalau jam berangkat kerja dan pulang kerja langganan sudah jalur ini menjadi macet hari minggu juga sering banget karena masyarakat Banjarmasin banyak yang pergi ke kondanagan. Mungkin karena jumlah kendaraan yang melintas di jalur ini banyak tapi ruas jalannya yang tidak sesuai. Kemacetan tentu tak dapat terelakkan di jalan ini assli paling males siang-siang panas-panas lewat jalan ini, sudah macet paling gersang lagi.
Bagaiman mengurai kemacetan kota Banjarmasin yang semakin parah? peran Pemda tentu sangat diharapkan bagaimana bisa memecahkan solusi dari masalah ini. Pembangunan jalan layang di kota Banjarmasin mungkin menjadi solusi dimana kini masyarakat Banjarmasin semakin ke 'darat' maksudnya lalu lintas sungai sudah tidak menjadi primadona, padahal lalu lintas sungai bisa menjadi solusi memecah kemacetan. Pembangunan jalan layang seperti kota-kota besar di Jawa memang masih digodok oleh Pemda karena wacana ini sejatinya sering dilempar kepublik, tapi kenyataannya sampai saat ini wacanaini masih sekedar wacana pepesan kosong.